Dalam artikel ini kita akan membahas tentang Teori Gagne dan Penerapannya dalam proses pembelajaran. Untuk memahaminya mari simak dengan seksama.
Sejarah
Robert Mills Gagne lahir di Andover Utara pada 21 Agustus 1916 dan meninggal pada 28 April 2002. Beliau seorang ilmuwan psikologi yang terkenal berperan dalam psikologi stimulus respon dan berperan dalam bidang pendidikan karena telah mengembangkan berbagai pengajaran dan teori belajar yang digunakan dalam dunia pendidikan. Beliau juga pencetus teori “Condition of Learning”.
Gagne mengembangkan teori belajar berdasarkan asumsi yaitu :
- Belajar adalah proses yang kompleks.
- Belajar berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan individu.
Berdasarkan asumsi diatas Gagne mengartikan bahwa belajar merupakan proses yang dapat mengubah tingkah laku manusia secara permanen, sehingga perubahan yang sama tidak akan terjadi pada keadaan yang baru.
TEORI YANG DIPAPARKAN GAGNE
Gagne memaparkan bahwa proses merupakan dasar dari pembelajaran. Artinya belajar membutuhkan suatu proses yang berkaitan dengan perkembangan dan pertumbuhan tingkah laku anak. Hasil dari belajar dapat mempengaruhi tingkat kognitif serta mengubah tingkah laku anak.
Gagne mendefinisikan bahwa belajar terdiri atas objek langsung dan tidak langsung. Objek langsung meliputi fakta,konsep,prinsip dan keterampilan.
Fakta adalah sesuatu yang telah disepakati. Contoh : 5 adalah simbol untuk kata “lima”.
Keterampilan adalah Kemampuan siswa dalam berlatih dimana siswa mampu memberikan jawaban yang benar dan tepat. Contoh : Perkalian dengan jaritmatika,pengurangan dan penjumlahan pecahan.
Konsep adalah ide yang mampu membuat seseorang mengelompokkan suatu objek. Contoh : Konsep segitiga.
Prinsip adalah Sederetan konsep. ContoContoh : Dua segitiga sama dan sebangun bila dua sisi yang seletak dan sudut apitnya kongruen.
Sedangkan objek tidak langsung meliputi belajar mandiri,memecahkan masalah dan kemampuan menyelidiki.
Gagne mengemukakan sembilan tahap proses kognitif yang terjadi dalam kegiatan belajar yaitu :
- Memelihara perhatian atau mendapat perhatian.
- Menjelaskan tujuan yang akan dicapai pada kegiatan pembelajaran.
- Mengingat kembali atau mengulas kegiatan pembelajaran sebelumnya.
- Memberikan definisi atau stimulus.
- Menyediakan bimbingan belajar.
- Menunjukan hasil yang telah dipelajari dalam kegiatan pembelajaran.
- Memberikan umpan balik
- Menilai kinerja yang sudah dilakukan oleh siswa.
- Memindahkan kemampuan belajar keingatan jangka panjang
Yang kemudian disebut dengan tiga fase belajar, yaitu :
- Fase persiapan untuk belajar
- Fase perolehan dan perbuatan
- Fase alih belajar
Gagne mengelompokkan ada 8 tipe belajar :
- Belajar Isyarat : Belajar yang dilakukan tidak dengan niat atau spontanitas.
- Belajar Stimulus Respon : Belajar yang dilakukan dengan adanya niat.
- Belajar Rangkaian Gerak : Belajar mengenal tahap-tahap rangkaian gerak.
- Belajar Rangkaian Verbal : Belajar dengan perbuatan lisan.
- Belajar Membedakan : Belajar membedakan antara 2 atau lebih objek. Atau memisah-misah rangkaian yang bervariasi.
- Belajar Pembentukan Konsep : Belajar mengelompokkan suatu objek
- Belajar Pembentukan Aturan : Belajar menghubungkan dua konsep atau lebih.
- Belajar Pemecahan Masalah : Belajar dengan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi derajatnya.
PENERAPAN TEORI GAGNE DALAM MATEMATIKA
Teori belajar gagne dapat diterapkan dalam pembelajaran di Indonesia. Untuk jenjang sekolah dasar teori gagne juga dapat diterapkan. Contoh penerapan teori gagne dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah pengenalan operasi perkalian pada siswa SD kelas rendah dengan menggunakan media yang konkrit ( misal permen,apel,pensil,roti).
Berdasarkan konsep sembilan kondisi instruksional Gagne, maka kita bisa menyusun kegiatan belajar mengajar sebagai berikut :
- Memelihara perhatian atau mendapat perhatian.
Kegiatan dimana guru memberikan stimulus kepada siswa dengan cara meyakinkan siswa bahwa materi pelajaran tersebut sangat penting. Contoh : Guru menunjukkan perkalian 4 dengan menggunakan media buah apel. - Menjelaskan tujuan yang akan dicapai pada kegiatan pembelajaran.
Guru memberitahu siswa akan tujuan pembelajaran sehingga siswa mengetahui tujuan dari materi pembelajaran yang dipelajari.
Contoh : Guru memberikan informasi bahwa pembelajaran yang akan dipelajari mengenai operasi perkalian. - Mengingat kembali atau mengulas kegiatan pembelajaran sebelumnya.
Melakukan atau memberikan pertanyaan tentang materi yang telah diajarkan.
Contoh : Guru menanyakan hasil dari perkalian tertentu menggunakan media yang ada. - Memberikan definisi atau stimulus.
Dilakukan dengan cara menyajikan materi pembelajaran secara menarik dan menantang sehingga siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
Contoh : Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil dan memberikan pertanyaan kemudian dibahas bersama dengan guru. - Menyediakan bimbingan belajar.
Guru memberikan bimbingan kepada siswa supaya siswa dapat memahami materi yang dibahas.
Contoh : Dalam proses perhitungan yang diberikan oleh guru, siswa diminta untuk menghitung sambil guru menuliskan hasil dipapan. - Menunjukkan hasil yang telah dipelajari dalam kegiatan pembelajaran.
Contoh : Siswa diminta menyebutkan apa yang telah dipelajari/penguasaan materi yang dipahami. - Memberikan umpan balik, maksudnya memberikan informasi tentang tingkat kebenaran yang telah dicapai.
Memberitahu murid apakah hasil belajarnya benar atau salah.
Contoh : Guru menanyakan kepada siswa sudah benar apa belum perhitungan yang dilakukan. - Menilai kinerja yang sudah dilakukan oleh siswa.
Memberikan kesempatan kepada murid untuk mengetahui apakah siswa telah benar menguasai materi pembelajaran dengan memberikan soal.
Contoh: Memberikan evaluasi ke siswa. - Memindahkan kemampuan belajar keingatan jangka panjang dengan cara mengulas kegiatan belajar yang telah berlangsung.
Guru merangsang kemampuan siswa mengenai materi yang sudah dibahas serta guru mentransfer dengan cara cepat/rangkuman.
Contoh : Guru mengajak siswa untuk memecahkan masalah perkalian dengan metode jaritmatika.